Requiem Aeternam Deo!
Nietzche yang dengan lantang meneriakkan kematian tuhan, tidak lepas dari pemikiran mengenai kehendak berkuasa. Hidup adalah insting atas proses pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa.
Jika menurutnya manusia dibagi menjadi dua kelas, yaitu budak dan aristokrat. Dan membunuh tuhan adalah suatu hal yang diniscayakan karena tuhan menjadi idealisasi rasa benci, dendam ketidakberdayaan kelas budak dalam menghadapi kelas aristokrat. Tuhan telah menjadi pengharapan kelas budak untuk menjamin terlampiaskannya dendam mereka dengan menghukum yang jahat di akherat.
Inilah pembenaran ilmiah yang bisa kuajukan untuk melegalkan apa yang akan aku lakukan. Mungkin dangkal dan terkesan mengada-ada namun bongkahan di kepalaku yang konon bernama otak hanya bisa menghasilkan pikiran ini…
Feedjit
Blog List
Popular Posts
-
kuukir sepi pada tiap-tiap malam dalam kesunyian antara kita kutitipkan rindu pada angin yang berhembus entah mana yang sampaik...
-
aku mengeja sunyi dalam jarak antara kita dalam hening yang kau ciptakan dalam sapa yang tak kau indahkan aku mengeja sunyi ...
-
tak lagi ada di sabana itu hijaunya telah terganti dengan deru mesin dan kepulan hitam asap pabrik angin tak lagi menyapa dengan hangat ...
-
kembali kulagukan kata-kata itu kudendangkan agar cepat menjadi nyata sebagaimana mantra agar harapan jadi nyata aku tak sekuat yang dul...
-
aku rindu senja ingin rasanya kucuri secuil senja menyimpannya hingga bukanlagi kenangan yang ada
-
terkutuklah kau rindu rasa yang membuatku tak menentu tentang gondola di Venezia malam tahun baru di St Marco Roma, Firenze ata...
-
Sudah lama saya berkenalan dengan situs ini , hanya saja seperti biasa, saya yang angin-anginan tidak selalu setia mengirimkan tulisan saya....
-
Apakah cinta selalu menyisakan air mata ? kini aku hanya bisa mengenangmu Aku berdiri di pelataran candi borobudur, yang katanya candi...
-
bila hari ini kau putari waktu kembali maka kuingin esok, dan waktu-waktu selanjutnya aku ada di sisimu untuk putari waktu bersama ...
-
Aku merindukanmu, bertatap, mengenal dan berbincang denganmu bahkan ketika harus kukorbankan waktu untuk diriku sekedar untuk melepas penat ...
Tuesday, June 23, 2009
Thursday, June 18, 2009
pada suatu hari yang biasa
hari ini masih sama dengan hari-hari yang lalu
hari ini masih menjadi ulangan dari hari yang sebelumnya
waktu masih melaju dengan caranya, tanpa mau menunggu atau ditunggu
keresahan ini masih terasa dengan segala hal yang dimplikasikannya
menyeruak dalam 'kemapanan' dan kenyamanan yang kurasakan
berat terasa, ketika langkah kecil ini diterpa angin
ketika lelah terasa dan kusadari betapa perjalanan ini cukup sulit
aku berdiri dalam gamang
hari ini masih menjadi ulangan dari hari yang sebelumnya
waktu masih melaju dengan caranya, tanpa mau menunggu atau ditunggu
keresahan ini masih terasa dengan segala hal yang dimplikasikannya
menyeruak dalam 'kemapanan' dan kenyamanan yang kurasakan
berat terasa, ketika langkah kecil ini diterpa angin
ketika lelah terasa dan kusadari betapa perjalanan ini cukup sulit
aku berdiri dalam gamang
Categories
puisi
Thursday, June 4, 2009
sungguh tidak mudah jika harus melipat asa
menyembunyikan sakit dalam muka yang ceria
atau ketika menyadari ternyata semuanya telah selesai
menyembunyikan sakit dalam muka yang ceria
atau ketika menyadari ternyata semuanya telah selesai
Tuesday, June 2, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)