Tuesday, June 23, 2009

siapa menabur angin akan menuai badai: sebuah pembalasan akan menyapamu

Posted by ria permana sari at 11:30 AM 0 comments
Requiem Aeternam Deo!

Nietzche yang dengan lantang meneriakkan kematian tuhan, tidak lepas dari pemikiran mengenai kehendak berkuasa. Hidup adalah insting atas proses pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa.

Jika menurutnya manusia dibagi menjadi dua kelas, yaitu budak dan aristokrat. Dan membunuh tuhan adalah suatu hal yang diniscayakan karena tuhan menjadi idealisasi rasa benci, dendam ketidakberdayaan kelas budak dalam menghadapi kelas aristokrat. Tuhan telah menjadi pengharapan kelas budak untuk menjamin terlampiaskannya dendam mereka dengan menghukum yang jahat di akherat.

Inilah pembenaran ilmiah yang bisa kuajukan untuk melegalkan apa yang akan aku lakukan. Mungkin dangkal dan terkesan mengada-ada namun bongkahan di kepalaku yang konon bernama otak hanya bisa menghasilkan pikiran ini…

Thursday, June 18, 2009

pada suatu hari yang biasa

Posted by ria permana sari at 12:26 AM 0 comments
hari ini masih sama dengan hari-hari yang lalu
hari ini masih menjadi ulangan dari hari yang sebelumnya
waktu masih melaju dengan caranya, tanpa mau menunggu atau ditunggu

keresahan ini masih terasa dengan segala hal yang dimplikasikannya
menyeruak dalam 'kemapanan' dan kenyamanan yang kurasakan

berat terasa, ketika langkah kecil ini diterpa angin
ketika lelah terasa dan kusadari betapa perjalanan ini cukup sulit
aku berdiri dalam gamang

Thursday, June 4, 2009

Posted by ria permana sari at 7:46 AM 0 comments
sungguh tidak mudah jika harus melipat asa
menyembunyikan sakit dalam muka yang ceria
atau ketika menyadari ternyata semuanya telah selesai

Tuesday, June 2, 2009

satu satu

Posted by ria permana sari at 5:54 AM 0 comments
satu satu
perlahan kutata hidupku

dua dua
kubangun kembali mimpiku

tiga tiga
kupompa asaku
 

bulir - bulir waktu Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea