Saturday, July 14, 2012

anggaplah ini sekedar penyemangat diri saya

Posted by ria permana sari at 6:26 AM
Sudah lama saya berkenalan dengan situs ini, hanya saja seperti biasa, saya yang angin-anginan tidak selalu setia mengirimkan tulisan saya.. namun situs ini adalah situs yang baik jika kita ingin belajar menulis. Ada beberapa komentar yang membuat saya ingin terus belajar menulis. Saya lampirkan beberapa, dan maaf tentu saja yang bagus-bagus.





Kutunggu Kau Di Sini
aku memintal doa
untuk dia yang tercinta
kembalilah dia yang terkasih
lelah sungguh aku menanti berakhirnya 1 dasawarsa
namun kau tak kunjung kembali
tiap purnama kutunggu kau di ujung jembatan ini
tempat terakhir kau kutemu

( more click here)

 overall

cerita ini sangat baik dan freshing di belantara cerita kemudian.com yg penuh sesak dengan cerita bersambung, pun dengan tema atau genre yg biyasa saking banyaknya. nilai plus dari saia yg memang menantikan cerpen (cerpen, bukan cerber) menjamur juga di kemudian.com. meski ya, ide-ide cerpen akan sangat sulit diwujudkan kuantitasnya bila dibandingkan dengan cerber.

anyway: narasinya cerita baik. saia mendapati perpindahan sudut pandang menjadi poin penting menjadi cerpen ini lebih menohok. pun kenyataan ide dasarnya, dibelokkan dengan manis melalui fakta tuduhan pembunuhan dan hukuman mati. dan apa yg saia komentari mungkin bukan sesuatu yg penting bagi penulis. sebab pada gilirannya, saia hanya mencoba mengapresiasi sesuai pemahaman saia.

karakter. missing: muncul pada sepintar apa tokoh suami. beliau menunggu di jembatan, selalu menunggu tiap petang, selama beberapa tahun lamanya. kalau boleh mengganti kata, saia akan menyebut bahwa ia "menanti" isterinya pulang. menunggu sendiri mengimajinasikan saia pada sesuatu hal yg biasa untuk orang biasa. namun apa yg dilakukan Sang Suami itu lebih bernuansa bila disebut "menanti". pertanyaannya apa yg ia kerjakan selain itu? tindakan "luar biasa" yg dilakukannya membawa saia pada kesetiaan yg semu pada film2 drama percintaan tempo dulu. agak susah bagi saia menyatukannya dengan kenyataan isterinya menjadi TKI, yg akrab dengan zaman dimana individualisme tinggi seperti sekarang. pun, sapaan yg ia dapatkan serta apa yg ia sampaikan melalui narasi mengisyaratkan ia bukanlah tipe penyair perindu, menantikan kekasih. dan potongan sajak itu memang berhasil menghidupkan suasana "menanti" tersebut. bukan minus sejatinya. tapi hanya membuat kesan aktualnya kurang greget.

selanjutnya informasi yg hilang. sebagai cerpen yg mengetengahkan cerita TKI, yg missing adalah di negara mana TKI itu bekerja. meski, saia akui bahwa fokus penulis adalah "penantian" tapi akan lebih baik lagi bila itu tetap samar atau tersirat dalam potongan2 peristiwa yg dialami tokoh-tokohnya. cerpen-cerpen kompas sering begitu. tapi saia bukan malah memaksa penulis menulis seperti apa yg pembaca seperti saia inginkan. murni hanya apresiasi :) maka mohon maaf bila kurang berkenan. dan soal di negara mana, di tempat seperti apa: itu sangat membantu menciptakan cerita yg aktual dan penuh pesan ini. apalagi kalau ditambah dengan "sedikit" detil tentang bagaimana Marni diputuskan pengadilan bersalah. undang-undang yg sekiranya menjadi informasi bagi pembaca akan sangat lebih baik.

akhir kata: saia hanya mencoba mengapresiasi. semoga cerpen lainnya, dari kemudianers lainnya juga bakal lebih baik lagi. ehehehe. dan terima kasih untuk cerpennya. ini sesuatu yg menyegarkan saia pada weekend kali ini. saia share melalui twitter kemudian.com juga. salam dan kip nulis :D

kemudian waktu mempertemukan kita

Tiba-tiba aku teringat kamu, seseorang yang pernah singgah di hatiku meski hanya sebentar. Semoga saja kamu masih ingat cerita kilat antara kita. Jika saja waktu dan keadaan tidak demikian kejam menciptakan jarak antara kita, entah apa jadinya hubungan kita. Kemudian waktu mempertemukan kita meski hanya di dunia maya.. (more click here)

wah! salut niy! dirimu bernarasi yang luwes tanpa tekanan dan menarik mengikuti kata per kata.

tipe kek gini bisa menghasilkan tulisan bagus, dan mata bakal sulit lepas dari apa yg kamu hadirkan. serius ini :D
tapi sayangnya, konflik dalam cerita ini mengambang. meskipun, tetap saja pembaca dibawa mengerti apa yg sedang dibahas. tapi belum mencapai titik, pembaca ikut ke dalamnya. kekurangan yg lain, disini kagak ada dialog, saia malah berpikir ini sebatas prolog.

hmmm...

tapi apapun itu, kamu punya sesuatu yg menarik niy dari gaya bercerita. diasah terus, pasti bakal jd penulis top :D

semoga

Senja Cinta

Senja menyapu langit dengan warna merah tembaga, memberi nuansa berbeda dalam transformasi waktu siang menuju malam. Aku masih saja takjub akan keindahan senja, dan senja ini kembali mengingatkanku padamu. Jika waktu adalah sebuah perputaran ulang, dimana setiap kejadian adalah ulangan dari kejadian sebelumnya, demikian halnya dengan rasa ini, yang selalu terulang dan terulang, entah sampai kapan.
(more click here)

Permainan kata yg manis.
bagus ceritanya

0 comments:

Post a Comment

 

bulir - bulir waktu Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea