"Nafasmu satu ya?"
Demikian komentar yang saya terima di salah satu situs untuk berbagai karya puisi atau cerita. Awalnya saya tak mengerti dan butuh waktu lama, karena baru hari ini saya mengerti maksudnya. Setidaknya dalam perspektif saya.
Mungkin (ato tidak mungkin lagi?) apa yang saya tulis nada dan rasanya sama. Tentu saja, karena itu yang saya rasakan. Lebih mudah memang menulis apa yang dirasakan. Itulah mengapa nafas saya satu, hanya diri dan perasaan saya yang sayangnya itu-itu juga, sehingga apapun yang saya tulis rasanya sama. Tak pernah (atau belum?) saya mengeksplore hal-hal lain di luar perasaan saya. Mengingat saya baru produktif ketika saya sedih, jatuh dan sakit.. tak heran jika nafasnya sama. Wajarlah jika dia berkata demikian..
Mungkin menulis bukan menjadi hobi buat saya. tapi menjadi obat. Menulis itu menguatkan, menulis itu menyembuhkan. Inilah yang membuat saya tidak mengeksplore hal-hal lain dan lebih terpaku pada perasaan saya sebagai sumber inspirasi. Ah, atau ini adalah apologi saya saja?
sebuah renungan, 2 juni 2012
Feedjit
Blog List
Popular Posts
-
kuukir sepi pada tiap-tiap malam dalam kesunyian antara kita kutitipkan rindu pada angin yang berhembus entah mana yang sampaik...
-
aku mengeja sunyi dalam jarak antara kita dalam hening yang kau ciptakan dalam sapa yang tak kau indahkan aku mengeja sunyi ...
-
tak lagi ada di sabana itu hijaunya telah terganti dengan deru mesin dan kepulan hitam asap pabrik angin tak lagi menyapa dengan hangat ...
-
kembali kulagukan kata-kata itu kudendangkan agar cepat menjadi nyata sebagaimana mantra agar harapan jadi nyata aku tak sekuat yang dul...
-
aku rindu senja ingin rasanya kucuri secuil senja menyimpannya hingga bukanlagi kenangan yang ada
-
terkutuklah kau rindu rasa yang membuatku tak menentu tentang gondola di Venezia malam tahun baru di St Marco Roma, Firenze ata...
-
Sudah lama saya berkenalan dengan situs ini , hanya saja seperti biasa, saya yang angin-anginan tidak selalu setia mengirimkan tulisan saya....
-
Apakah cinta selalu menyisakan air mata ? kini aku hanya bisa mengenangmu Aku berdiri di pelataran candi borobudur, yang katanya candi...
-
bila hari ini kau putari waktu kembali maka kuingin esok, dan waktu-waktu selanjutnya aku ada di sisimu untuk putari waktu bersama ...
-
Aku merindukanmu, bertatap, mengenal dan berbincang denganmu bahkan ketika harus kukorbankan waktu untuk diriku sekedar untuk melepas penat ...
Friday, June 1, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment